EDISI NASEHAT
ISTRI IDAMAN SUAMI
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا
حَفِظَ اللَّهُ
"Wanita
(istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka." (An-Nisa: 34)
Dalam ayat
yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat
kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma'ruf lagi memelihara
dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.
"Tugas
seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepadasuaminya, karena itulah Allah berfirman: "Wanita shalihah adalah yang
taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada." Yakni taat kepada suami mereka bahkan
ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan
menjaga dirinya dan harta suaminya." (Tafsir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan:
إِذَا
صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا،
وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ
الْجَنَّةِ شِئْتِ
"Apabila
seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya
dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam
surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191)
1. Penuhkasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ
الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا
فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ
أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
"Maukah
aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga
yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada
suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan
tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur
sebelum engkau ridha." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)
2. Melayanisuaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat
tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjagarahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara
dia dan suaminya. Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah
berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki
dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya:
"Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya
dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang
mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?" Maka mereka semua
diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: "Demi Allah! Wahai
Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian
pula mereka (para suami)." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَلاَ
تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي
طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ
"Jangan
lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang
bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia
menontonnya." (HR. Ahmad 6/456,)
4. Selaluberpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya
memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
أَلاَ
أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا
نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا
حَفِظَتْهَ
"Maukah
aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu
istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan
mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya". (HR. Abu
Dawud no. 1417.)
5. Ketikasuaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan
dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk
istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya
mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ
يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
"Tidak
halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang
bepergian) kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim
no. 1026)
6. Pandaimensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Diperlihatkan
neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita
yang kufur." Ada yang bertanya kepada beliau: "Apakah mereka kufur
kepada Allah?" Beliau menjawab: "Mereka mengkufuri suami dan
mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian
berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian
dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata:
"Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali." (HR.
Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ
يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي
عَنْهُ
"Allah
tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya
padahal dia membutuhkannya." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.)
No comments:
Post a Comment